Kita sering membaca
slogan “Bersih itu Sehat dan Indah”.
Slogan itu banyak ditempelkan atau dipajangkan di sekolah-sekolah atau di
berbagai tempat. Slogan itu sebenarnya adalah sebuah seruan kepada semua orang
untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Slogan tersebut sangatlah
bijak. Namun sering menjadi slogan yang seperti tidak bermakna. Slogan itu
hanya menjadi hiasan atau bahkan ibarat grafitti saja. Karena pada
kenyataannya, sampah tetap saja berserakan dan dibuang secara sembarangan.
Begitu juga halnya di sekolah.
Sekolah sebagai salah
satu pusat pendidikan bagi anak-anak bangsa ini, hingga kini belum bisa
melaksanakan anjuran untuk bisa hidup bersih dan sehat, walaupun diketahui itu
indah. Kenyataannya, banyak sekolah yang masih belum bersih dan indah. Bahkan
sangat gersang,karena tidak ditanami dengan pohon-pohon yang menyejukkan.
Banyak sekolah yang masih dikotori dengan sampah. Ada kamar mandi dan WC tersedia,
namun kondisinya sangat kotor atau jorok. Sehingga sangat mengganggu lingkungan
sekitar sekolah.
Seharusnya, sekolah
sebagai sebuah lembaga pendidikan, sekolah adalah tempat anak bisa belajar dan
menerapkan tentang tata cara mengelola sampah yang benar dan bermanfaat. Namun
banyak sekolah yang hingga kini tidak mengelola sampah dengan benar. Anak-anak
dalam keseharian masih membuang sampah di selokan dan di sungai-sungai. Walau
di sekolah sering diajarkan bahwa membuang sampah di sungai dan selokan bisa menyebabkan
banjir dan menjadi sumber penyakit yang dapat merugikan diri sendiri dan orang
lain.
Sekolah sebagai tempat
anak-anak belajar dan menuntut ilmu, bisa memberikan pengetahuan tentang cara
mengelola sampah. Perilaku anak-anak bisa dirubah dengan membangun kesadaran
untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Anak juga selayaknya bisa
diberikan ketrampilan mengelola sampah di sekolah. Ada beberapa cara yang bisa
dipraktekkan di sekolah. Salah satunya adalah dengan memisahkan sampah-sampah
tersebut menjadi tiga bagian. Sekolah bisa menyediakan tiga tong sampah.
Misalnya, tong yang berwarna hijau adalah untuk sampah yang berasal dari
buah-buahan, sayur-sayuran atau daun-daunan yang cepat membusuk atau yang
sering disebut sebagai sampah dapur.
Sampah ini sering kita kenal dengan
sebutan sampah organik. Kita juga dapat menyediakan lubang untuk mengubur
sampah-sampah tersebut. Sesudah penuh lubang tersebut kita tutup kembali dengan
tanah. Sampah yang telah dikubur akan membusuk dan baik sekali untuk menjadi
pupuk, yang sering disebut dengan pupuk kompos.
Untuk tong yang
berwarna merah misalnya untuk sampah pecahan kaca, botol plastik, kaleng atau
sampah yang tidak dapat membusuk atau tidak dapat dibakar. Sampah ini dapat
kita pilih apabila yang masih utuh dapat kita jual dan yang tidak dapat dijual
juga dapat kita masukkan dalam lubang yang telah digali dan kemudian kita kubur
supaya tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk demam berdarah.
Sementara untuk tong
yang berwarna kuning adalah untuk sampah yang terdiri dari kertas atau sampah
yang mudah terbakar. Sampah jenis ini sebenarnya tidak usah setiap sore hari
kita bakar. Sampah ini sebenarnya dapat didaur ulang.
Semua hal ini bisa
dipraktekkan di sekolah oleh para guru atau pendidik. Hal ini bisa dilakukan
apabila semua kita sadar, mau dan kreatif dalam mengelola sampah di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar